Header Ads

Habib Munzir Al Musawa

 

habib munzir al musawa

Munzir bin Fuad Al-Musawa lebih dikenal dengan sebutan Habib Munzir Al Musawa sebagai pemimpin Majelis Rasulullah. Ia dilahirkan di Cipanas-Cianjur, Jawa Barat pada hari Jum'at 23 februari 1972, bertepatan 19 Muharram 1392H. Di dalam keluarganya, ia merupakan anak yang ke empat dari lima bersaudara, pasangan Habib Fuad bin Abdurrahman Al Musawa dan Rahmah binti Hasyim Al Musawa. Lima bersaudara adalah Nabiel Al Musawa, Ramzy Fuad Al Musawa, Lulu Fuad Al Musawa, Munzir Fuad Al Musawa dan Aliyah Fuad Al Musawa. Masa kecilnya dihabiskan di daerah Cipanas, Jawa Barat. Karena daerah Cipanas jauh dari Ibu Kota dan udara yang bersih serta keindahan alamnya, dengan niat menjaga anak dan keturunannya kelak agar jauh dari pergaulan-pergaulan yang kurang baik. Ayah Habib Munzir lebih mudah mengajarkan anak-anaknya mengaji, membaca ratib dan solat berjamaah.

Istri Al Musawa bernama Syarifah Khadijah Al Juneid. Mereka memiliki dua putra dan satu putri yaitu, Fathimah Zahra Al Musawa, Muhammad Al Musawa, dan Hasan Al Musawa. Ibu Al Musawa bernama Syarifah Rahmah binti Hasyim bin Ali. Ayahnya bernama Fuad Abdurrahman Almusawa, yang lahir di Palembang, Sumatera selatan, dibesarkan di Makkah Al Mukarramah, dan kemudian mengambil gelar sarjana di Newyork University, di bidang Jurnalistik, yang kemudian kembali ke Indonesia dan berkecimpung di bidang jurnalis, sebagai wartawan luar negeri, di harian Berita Yudha, yang kemudian di harian Berita Buana, beliau menjadi wartawan luar negeri selama kurang lebih empat puluh tahun.

Pada tanggal 21 Sya'ban 1417 H/31 Desember 1996 ayah Al Musawa wafat pada saat Habib Munzir sedang menuntut ilmu di Hadramaut, Yaman bersama gurunya Habib Umar bin Hafidh. Ayahnya dimakamkan di Cipanas, Jawa Barat.

 

Baca Juga : Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf

Silsilah atau Nasab

Munzir bin Fuad bin Abdurrahman bin Ali bin Abdurrahman bin Ali bin Ahmad bin Abdurrahman bin Umar bin Sulaiman bin Yasin bin Ahmad Al Musawa bin Muhammad Al Muqallab bin Ahmad bin Abu Bakar As Sakran bin Abdurrahman As Saqqaf bin Muhammad Mawladdawilah bin Ali bin Alawy Al Ghayyur bin Muhammad Al Faqih Al Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khali' Qasyam bin Alawy bin Muhammad bin Alawy bin Ubaidillah bin Ahmad Al Muhajir bin Isa Ar Rumy bin Muhammad An Naqib bin Ali Al Uraidhy bin Ja'far As Shadiq bin Muhammad Al Baqir bin Ali Zain Al Abidin bin Al Husain bin alli bin Abi Thalib dan putra Sayyidah Fatimah Az Zahra' binti Muhammad Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam. 

 
Baca Juga : KH. Maimoen Zubair

Pendidikan Habib Munzir Al Musawa

Habib Munzir memulai pendidikan dari sekolah tingkat dasar hingga sekolah menengah atas. Sekolah tingkat dasar dimulai dari sekolah TK, Al Musawa bersekolah di Taman Kanak-kanak Bustanul Athfal Aisyiyah Cipanas pada tahun 1977. Sekolah Dasar atau SD di SD Cipanas 1 tahun 1979. Sekolah menengah pertama atau SMP di SMPN 1 Cipanas tahun 1985. Sekolah menengah atas atau SMA di SMAN Cipanas Jalan Mariwati pada tahun 1985. Setelah Habib Munzir Al Musawa menyelesaikan sekolah menengah atas, ia mulai mendalami Ilmu Syariah Islam di Ma'had Assaqafah Al Habib Abdurrahman Assegaf di Bukit Duri-Jakarta Selatan. Al Musawa disana tidak lama, karena penyakit asma yang di derita sehingga Al Musawa merasa sulit untuk tetap berada disana. Lalu sang ayah membawa Al Musawa kepada al Habib Muhammad Baqir bin Abdillah Baqir bin Abdillah Al Atthas untuk belajar bahasa Arab di LPBA Assalafy Jakarta timur. 

Pada tahun 1412 H/ 1992 M Al Musawa melanjutkan belajar di Ma'had Al Khairat Bekasi Timur, yang diasuh oleh Al Habib Muhammad Naqib bin Syaikh Abi Bakar bin Salim, sampai tibalah kunjungan pertama Al Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz bin Syekh Abi Bakar bin Salim dari Yaman ke Indonesia pada saat tahun 1994. Saat itu kedatangan Habib Umar dibawah kordinasi Al Habib Muhammad Anis bin Alawy bin Ali Al Habsyi (Solo) dan Al Habib Umar bin Muhammad Maulachela (Jakarta). Ketika itu Al Habib Muhammad Anis bin Alawy bin Ali Al Habsyi dan Al Habib Umar bin

Muhammad Maulachela meminta Al Habib Umar Bin Hafidz untuk menyaring beberapa pemuda dari Indonesia untuk berangkat bersama Habib Umar dan menuntut ilmu di Tarim Hadramaut, demi memahami ajaran agama yang benar sehingga kelak ketika kembali ke tanah air mereka dapat mengajarkan dan mengajak penduduk tanah air kepada ajaran-ajaran yang sesuai dengan syariat Islam. Al Habib Umar bin Hafidz akan mengunjungi beberapa pesantren untuk mencari beberapa pelajar Indonesia untuk dibawa dan belajar di Tarim Hadramaut, dan pesantren Al Khairat termasuk pesantren terakhir yang beliau kunjungi. Selepas Habib Umar menyampaikan ceramah di Ma'had Al Khairat itu, Habib Umar melirik Habib Munzir dengan tajam. Saat Habib Umar naik ke mobil bersama AlHabib Umar Maulakhela, maka Habib Umar memanggil Habib Nagib dan memerintahkan bahwa Habib Umar ingin Habib Munzir dikirim ke Tarim, Hadramaut, Yaman. Habib Munzir termasuk salah satu dari kelompok pelajar yang dipilih oleh Al Habib Umar bin Hafidz untuk menuntut ilmu di Ma'had Darul Musthafa Tarim Hadramaut. Pada tahun 1994 beliau mendalami Syari'ah di Ma'had Darul Musthafa Tarim-Hadhramaut, Yaman selama empat tahun, yaitu tahun 1994 sampai 1998. Adapun ilmu-ilmu yang di dalamnya antara lain :

1. Ilmu Fiqh (Hukum ibadah) :

a. Hukum shalat; b. Hukum zakat; c. Hukum puasa; d. Hukum haji; e. Hukum waris; f. Hukum dagang; g. Hukum nikah; h. Hukum pidana

2. Ilmu Tafsir Al Qur'an :

Habib Idrus bin Muhammad Alaydrus, Wawancara, Surabaya, 11 Juli 2017.

a. Asbab al-nuzul; b. Tarikh al-nuzul; c. Ma'ani al-ayat

3. Ilmu Hadits :

a. Musthalah hadits; b. Asbabul wurud; c. Ma'ani hadits; d. Tafsir hadits; e. Istinbath hadits

4. Ilmu Nahwu

5. Ilmu Sejarah :

a. Sejarah Rasulullah SAW; b. Sejarah para sahabat Nabi SAW; c. Sejarah para tabi'in; d. Sejarah Islam

6. Ilmu Sastra arab (balaghah)

7. Ilmu Tauhid :

a. Mengenal Allah dari sifat-sifat Allah; b. Mengenal Allah dari ciptaan-Nya; c. Mengenal Allah dari perbuatan-Nya terhadap mahluk; d. Mengenal Allah dari perbuatan makhluk pada Nya

8. Ilmu Tasawuf

a. Ma'rifatullah; b. Tashfiyatul qulub; c. Mahabbaturrasul SAW

9. Ilmu Da'wah

a. Da'wah dengan mengenalkan kasih sayang Allah; b. Pengenalan budi pekerti Rasul SAW; c. Pengenalan kelembutan Rasul SAW; d. Pengenalan kecintaan para sahabat Rasul SAW; e. Pemilihan kalimat-kalimat indah dalam berda'wah.


Baca Juga : Habib Muhammad Luthfi bin Yahya

Guru-guru Habib Munzir Al Musawa

Habib Munzir Al Musawa menimba ilmu kepada beberapa habaib di antaranya, yaitu: Habib Umar bin Hud Alattas (Cipayung, Bogor), Habib Aqil bin Ahmad Alaydrus, Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf, Habib Hud Baqir Alatas, Al Ustadz Al Habib Nagib bin Syekh Abubakar bin Salim (Pesantren Al-Khairat), Al Imam Al Allamah Al Arifbillah Sayyidi Syarif Al Habib Umar bin Muhammad bin Hafidh bin Syekh Abu Bakar bin Salim (Rubath Darul Mustafa, Hadramaut, Yaman), juga sering menghadiri majelisnya Al Allamah Al Arifbillah Al Habib Salim Asy Syatiri (Rubath Tarim).

Guru yang sangat berpengaruh terhadap ilmu, serta kepribadian Al Musawa adalah guru mulia Al Habib Al Allamah Al Hafizh Al Arifbillah Sayyidi Syarif Al Habib Umar bin Muhammad bin Hafidh bin Syekh Abubakar bin Salim, salah satu sanad keguruan beliau yaitu: Al Habib Munzir bin Fuad Al Musawa berguru kepada guru mulia Al Imam Al Allamah Al Hafizh Al Musnid Al Arifbillah Sayyidi Syarif Al Habib Umar bin Muhammad bin Hafidh bin Syekh Abubakar bin Salim, dan beliau berguru kepada Al Allamah Al Musnid Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf, beliau berguru kepada Al Allamah Al Musnid Al Habib Abdullah Assyatiri, beliau berguru kepada Al Allamah Al Hafizh Al Habib Ali bin Muhammad Al Habsy (shohibul simtudduror), beliau berguru kepada Al Allamah Al Musnid Al Habib Abdurrahman Al Masyhur (shohibul fatawa), beliau berguru kepada Al Allamah Al Hafizh Al Habib Abdullah bin Husein bin Tohir, beliau berguru kepada Al Allamah Al Hafizh Al Habib Umar bin Segah Assegaf, beliau berguru kepada Al Allamah Al Musnid Al Habib Hamid bin Umar Ba'alawiy, beliau berguru kepada Al Allamah Al Hafizh Al Habib Ahmad bin Zein Al Habsyi, beliau berguru kepada Al Allamah Al Hafizh Al Habib Abdullah bin Alawi Al Haddad (shohiburrotib), 

Beliau berguru kepada Al Allamah Al Musnid Al Habib Husein bin Abu Bakar bin Salim (fakhrul wujud), beliau berguru kepada ayahnya Al Allamah Al Hafizh Al Habib Ahmad bin Abdurrahman Syahabuddin, dan beliau berguru kepada Al Allamah Al Hafizh Al Habib Abdurrahman bin Ali (Ainulmukasyifin), beliau berguru kepada ayahnya Al Allamah Al Musnid Al Habib Ali bin Abubakar bin Abdurrahman Assegaf, beliau berguru kepada ayahnya Al Allamah Al Hafizh Al Habib Abdurrahman, beliau berguru kepada ayahnya Al Allamah Al Musnid Al Habib Muhammad Muladdawilah, beliau berguru kepada ayahnya Al Allamah Al Musnid Al Habib Ali bin Alwi Al Ghayur, beliau berguru kepada ayahnya Al Allamah Al Hafizh Al Imam Faqihilmuqaddam Muhammad bin Ali Ba'alawiy, beliau berguru kepada ayahnya Al Allamah Al Imam Ali bin Muhammad Shahib Marbath bin Ali, beliau berguru kepada ayahnya Al Allamah Al Imam Ali Khali' Qasam, beliau berguru kepada ayahnya Al Allamah Al Imam Alwi bin Muhammad, beliau berguru kepada ayahnya Al Allamah Al Imam Muhammad bin Alwi, beliau berguru kepada ayahnya Al Allamah Al Imam Alqi bin Ubaidillah,

Beliau berguru kepada ayahnya Al Allamah Al Imam Ubaidillah bin Muhammad Muhajir, beliau berguru kepada ayahnya Al Allamah Al Imam Ahmad Al Muhajir bin Isa Arrumiy, beliau berguru kepada ayahnya Al Allamah Al Imam Isa Arrumiy bin Muhammad Annaqib, beliau berguru kepada ayahnya Al Allamah Al Imam Muhammad Annaqib bin Ali Al Uraidhiy, beliau berguru kepada ayahnya Al Allamah Al Imam Ali Uraidhiy bin J'far Asshadiq, beliau berguru kepada ayahnya Al Allamah Al Imam Ja'far Asshadiq bin Muhammad Al Baqir, beliau berguru kepada ayahnya Al Allamah Al Imam Muhammad Al Baqir bin Ali Zainal Abidin Assajjad, beliau berguru kepada ayahnya Al Allamah Al Imam ali Zainal Abidin Assajjad, beliau berguru kepada ayahnya Al Allamah Al Imam Husein ra, beliau berguru kepada ayahnya Al Allamah Al Imam Ali bin Abi Thalib ra, beliau berguru kepada semulia-mulia guru, Sayyidina Muhammad Saw, maka sebaik-baik bimbingan guru adalah bimbingan Rasulullah Saw.

Sanad guru Habib Munzir Al Musawa jelas kepada Rasulullah Saw, begitu pula dengan nasabnya.

 
Baca Juga : Mbah Wahab Chasbullah dan Rekruitmen Kader NU dalam Mimpi

Aktivitas Dakwah

Pada tahun 1998 awal kedatangan Al Musawa dari Tarim, Yaman ke Indonesia. Al Musawa mengikuti jejak sang guru Habib Umar bin Hafidz langsung mengadakan sebuah majelis pada hari Jum'at di waktu sa'ah Fathimiyah (waktu Asar) di rumah As Sayyid Ali Habsyi di Condet. Al Musawa juga mengadakan majelis hari Senin malam sebagaimana Jalsah itsnain guru Al Musawa ( Habib Umar bin Hafidz), majelis ini pada mulanya berpindah-pindah dari rumah ke rumah, yang hadir pun tidak lebih dari 10 orang. Dengan berjalannya waktu maka bertambah banyak orang-orang yang hadir ke majelis hingga rumah-rumah mulai tidak dapat menampung banyaknya jama'ah. Majelis Senin malam mulai berpindah-pindah dari satu masjid ke masjid lainnya. Al Musawa memiliki semangat juang yang tinggi, hingga Al Musawa keluar berdakwah dan menyusun perjalanan dakwahnya dari penjuru Banten sampai ke Banyuwangi dan Bali.

Lalu pada bulan Rabi' At Tsani tahun 1420 H/ 1999 M Al Musawa diangkat menjadi Pemimpin Umum di Pesantren As Sa'adah milik Al Habib Umar bin Huda Al Atthas, maka Al Musawa mengatur hal-hal yang berkaitan dengan pesantren dan ia mengajar di pesantren As Sa'adah. Disamping itu Al Musawa juga keluar untuk perjalanan dakwah di beberapa daerah. Aktifitas tersebut berlangsung hingga akhir tahun 2000, ketika itu Al Musawa mulai merasakan beratnya memikul tanggung jawab di pesantren dan dimasa itu Al Musawa selalu keluar ke daerah-daerah lainnya. Al Musawa memilih untuk berdakwah keluar daerah-daerah. Al Musawa berpindah dari Cipayung ke Jakarta dan tinggal di Jati Bening, Pondok Gede. 

Kegiatan Dakwah Habib Munzir Al Musawa di Majelis Rasulullah biasanya dilakukan pada hari Senin malam di Masjid Al Munawwar Pancoran, Jakarta Selatan dan Kamis malam di gedung Dalalail Khairat Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Waktu pengajiannya dimulai jam 20.15 WIB dan selesai jam 22.00 WIB. Selain itu juga ada pengajian keliling yang disesuaikan dengan Muhammad Syukron Makmun, Wawancara, Jakarta, 16 Januari 2017.

 
Baca Juga : KH. Ahmad Baha'uddin Nursalim

Wafat Habib Munzir Al Musawa

Pada hari Minggu 15 September 2013 sebelum meninggalnya Habib Munzir, dirumah ia sedang ramai dikarenakan ada pengajian Majelis An-Nisa Rasulullah SAW. Beberapa saat keluarga sempat mencari-cari Habib Munzir karena tidak diketahui sedang dimana, sementara sandal dan mobilnya masih ada dirumah. Habib Munzir masuk kamar mandi sejak siang namun sampai sore hari beliau tak kunjung keluar. Ketika pintu kamar mandi diketuk dan tidak ada sahutan, akhirnya pintu di dobrak dan ditemui Habib Munzir sudah tergeletak di lantai tidak sadarkan diri. Habib Munzir pun dilarikan ke Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, berselang dua jam kemudian dan setelah menjalani pemeriksaan medis kata dokter ia telah tiada. Menurut penuturan kerabatnya, Habib Munzir meninggal karena serangan jantung.

Habib Munzir meninggal di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada hari Minggu 15 September 2013 pukul 15.30 WIB. Sebelum dikebumikan, jenazah Habib Munzir disemayamkan di Masjid Al-Munawar untuk dishalatkan secara berjamaah oleh ribuan jamaah Majelis Rasulullah yang dipimpin Al-Habib Nagib bin Syekh Abu Bakar sebelum dibawa ke TPU Habib Kuncung, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan. Habib Munzir dimakamkan di pemakaman umum Habib Kuncung di Kalibata, Jakarta pada hari Senin 16 September 2013 sekitar jam 13:00 WIB. Puluhan ribu umat muslim berbondong-bondong mengantarkan jenazah beliau dan menyaksikan prosesi pemakaman dengan takdim tak terkecuali guru beliau Al Habib Umar bin Hafidz beserta rombongan yang hadir saat itu. 

 
Baca Juga : KH. Said Aqil Siradj

Karya

Selain berdakwah, Habib Munzir juga memiliki beberapa karya yang dikarangnya untuk pelajaran umat muslim. Adapun karya-karya Habib Munzir Al Musawa adalah:

1. Kenalilah Aqidah

Buku ini ditulis oleh Habib Munzir Al Musawa sebanyak 2 jilid. Jilid pertama diterbitkan pada tahun 2009 dengan tebal 105 halaman dan penerbit Majelis Rasulullah SAW, Jakarta. Kedua diterbitkan pada tahun 2009 dengan tebal 313 halaman dan penerbit Majelis Rasulullah SAW, Jakarta. 2 jilid ini yang isinya membahas tentang nasihat-nasihat penting bagi kaum muslimin sebagai bekal dalam menyikapi berbagai fenomena dalam permasalahan aqidah, juga diuraikan dalil-dalil untuk menjadi benteng aqidah umat Islam dalam menjalankan amaliyah sehingga tidak ada keraguan bagi kaum muslimin dalam menjalankan aktifitas ibadah ataupun lainnya.

Buku Kenalilah Aqidah jilid 1 terdapat sebuah bahasan tentang bid'ah, hadits dhoif, peringatan maulid Nabi SAW, ayat tasbih, tabarruk, tahlilan, tawassul, ziarah kubur, bermain rebana di masjid, wajibkah bermadzhab, jawaban atas pertanyaan yang menyudutkan Ahlussunnah Waljamaah, hukum majelis dzikir bersama, terjemahan sanad hadits bimbingan akhlak, sanad mahabbah, kelembutan Allah dalam musibah, kemuliaan makam Rasulullah SAW, ketika belahan hatiku wafat, meredam kemurkaan ilahi, merindukan Allah, munajat dalam kegelapan, oh bayiku, ringkasan sejarah para Imam dan Muhaditsin, samudra ilahiyah, saudara dan saudariku terperangkap digereja, ceramah, Al Habib Umar bin Hafidh, di Masjid Raya Al Munawar Pancoran 20 Februari 2006, wahai dunia, wahai idolaku Muhammad SAW, tanggapan Habib Munzir tentang karikatur dari Denmark.

Buku Kenalilah Aqidah jilid 2 terdiri dari tiga bab. Bab pertama, buku ini membahas definisi bid'ah, hadits dhoif dan sejarah ringkas para Imam dan Muhadditsin. Bab dua, membahas masalah khilafiyah dan seputar tanya jawab yang ada di website (www.majelisrasulullah.org). Bab terakhir membahas masalah pertanyaan-pertaanyaan yang dijawab seputar Fiqih, Aqidah, Tauhid, dan lainnya.

2. Meniti Kesempurnaan Iman

Buku Meniti Kesempurnaan Iman yang ditulis Habib Munzir al-Musawa yang di terbitkan tahun 2009 dengan 130 halaman adalah tulisan yang berisi sanggahan terhadap karya Syaikh Abdul Aziz bin Baz berjudul Benteng Tauhid'.

Buku Meniti Kesempurnaan Iman tersebut membahas tentang istighatsah, peringatan malam nishfu Sya'ban, membuat bangunan atau membangun masjid diatas kuburan, peringatan maulid Nabi Muhammad Saw, tabarruk, memohon pertolongan kepada orang yang telah mati, ibadah dalam Isra Mi'raj, keutamaan tauhid dan lain sebagainya.

3. 77 Tausiyah Habib Munzir Al Musawa

Buku 77 Tausiyah Habib Munzir Al Musawa yang ditulis sendiri oleh Habib Mundzir di terbitkan pada tahun 2011 dan berisi 105 halaman yang berisikan 77 kumpulan Tausyiyah Habib Mundzir selama berdakwah di Majelis Rasulullah yang juga didirikan atas dasar kecintaan terhadap para pecinta Rasulullah SAW.

Buku 77 Tausiyah Habib Mundzir ini menjelaskan Tausiahnya di tahun 2009 sampai 2011. Di dalam buku ini banyak membahas fadhilah-fadhilah, kesunnahan, keimanan, akhlak, dan segala macam perihal tentang panutan umat Islam seluruh dunia yakni baginda Rasulullah SAW.

4. DVD atau VCD Perjalanan Dakwah di Irian Jaya

DVD atau VCD Perjalanan Dakwah di Irian Jaya menceritakan perjalanan dakwah pada tanggal 9 Oktober 2008 di Bintuni, Irian Jaya. Habib Munzir disambut ramai dengan acara halal bihalal dan hadroh khas Papua. Pertama kali Papua didatangi Habib setelah ratusan tahun tidak ada kunjungan ke Papua.

No comments

Powered by Blogger.